LAMPUNG SELATAN, Sorotkamera.com–Ditengah badai Elnino musim kemarau panjang petani di Desa Bali Agung Kecamatan Palas Kabupaten Lampung Selatan siap melaksanakan panen raya padi
Berdasarkan informasi yang di dapat Sorotkamera.com di lokasi area persawahan keberhasilan para petani menanam padi tak lepas dari pengadaan pompa air dari sumur bor untuk pengairan sawah saat musim kemarau
Tampak terlihat pula, di setiap petak sawah di Dusun Pematang Bulu Desa Bali Agung terdapat tempat sumur bor. Tak sedikit yang membuat mesin pompa di pinggiran petak sawah. Setiap saat, sumur bor itu dipompa dan airnya dialirkan ke sawah.
Sebayak kurang lebih 600 hektar area persawahan yang mengandalkan sumur bor tersebut, kini siap melaksanakan panen raya padi dengan hasil yang sangat memuaskan
”Ya, pada musim tanam kedua di sini pasti pakai pompa, karena pengairan agak sulit,” kata Ngadio (42) salah seorang petani. Seperti tanaman padi miliknya yang berusia 3 bulan dan juga banyak membutuhkan air. Ia bahkan saat kemarau kali ini dalam satu Minggu bisa tiga kali mengairi sawah, Senin (30/10/2023)
Tidak hanya milik nya, menurutnya bagi petani yang belum memiliki sumur bor dirinya di minta untuk dapat juga mengairi area persawahan milik tetangga nya
“Hampir setiap tahun saat musim kemarau tiba, petani selalu mengandalkan sumur bor untuk mengairi sawah. Penyebabnya, tak adanya saluran ”Bahkan, untuk mendapatkan air hujan terkadang agak susah,” imbuhnya.
Sementara kata dia untuk membuat satu sumur bor dana yang di habiskan hingga puluhan juta rupiah, akan tetapi, karena semua demi kebutuhan terpaksa ia jalani
Dijelaskan Ngadio bahwa dirinya sendiri memiliki tiga titik sumur bor untuk mengairi area persawahan miliknya berikut dengan tetangga yang belum memiliki sumur bor
Menurutnya sejak tanam hingga panen, ia membutuhkan air dalam satu Minggu 3 kali memompa sumur bor. Sehingga bisa ditebak, biaya operasional yang dikeluarkan bertambah cukup banyak. Terutama kebutuhan pulsa listrik dalam seperempat hektar bisa menghabiskan token listrik hingga Rp 700 ribu rupiah,” tutur Ngadio
Rata-rata, para petani disini banyak mengandalkan sumur bor. ”Satu kali mengairi sawah mulai pagi pukul 07.00- pagi hingga 06.00 pagi, lembur sampai minep di gubuk,” ujar dia.
Hal yang sama di sampaikan petani lain nya Daswanto bahwa di Desa Bali Agung termasuk lumbung padi yang dapat menyumbangkan ketahanan pangan nasional,
Diungkapkan olehnya terdapat area persawahan kurang lebih 600 hektar lebih bila di liat secara keseluruhan
“Masyarakat di disini pada umumnya bergerak di bidang sektor pertanian dan perkebunan,” ungkapnya
Untuk itu, diharapkan pemerintah daerah agar dapat membantu sepenuhnya masyarakat Desa Bali Agung yang notaben nya petani agar kesejahteraan nya dapat lebih merata
“Panen ini dapat di jadikan percontohan di lahan kering kurang lebih seluas 600 hektar ini menjadi bukti tak ada yang tak mungkin apabila mau bekerja keras, dan bekerjasama memanfaatkan seluruh potensi yang ada mengantisipasi dampak musim kemarau,” kata Daswanto
Dijelaskan olehnya hampir setiap petani yang memiliki lahan sawah seluas satu hektare hingga dua hektare di Desa Bali Agung memiliki mesin pompa sendiri. terdapat ratusan mesin pompa jenis Sibel yang beroperasi setiap harinya.
Saat Media Sorotkamera.com mengunjungi, tampak lahan sawah seluas ratusan hektare tengah menunggu panen tiba. Pemilik lahan mengaku berjudi dalam menanam padi jenis Muncul
“Dan setiap selesai mengairi area persawahan pompa air jenis Sibel, para petani mengambil nya lalu di bawa pulang demi keamanan,” tandasnya
(Jhon)