Lamsel, Sorotkamera.com–Pemerintah Kecamatan Candipuro mendukung pelaksanaan Gerakan Intervensi Serentak Pencegahan Stunting yang dilaksanakan di wilayah Kecamatan Candipuro Kabupaten Lampung Selatan, di mulai sejak 7 hingga 10 Juni tahun 2024
Program ini bertujuan agar terlaksananya pengukuran dan intervensi serentak di posyandu, melalui pendataan, penimbangan, pengukuran, edukasi, verifikasi, intervensi dan edukasi dengan sasaran utama ibu hamil, balita dan calon pengantin.
Ketua Tim Penggerak PKK Kecamatan Candipuro Yeyen Fitriani menyampaikan,
gerakan ini menjadi ikon tahun 2024, dengan target menurunkan angka stunting nasional menjadi 14%.
Sehingga target tersebut untuk Kecamatan Candipuro. Berdasarkan self assessment, angka stunting di wilayahnya telah melampaui target Nasional yang mencapai 0,3% untuk sunting
“Oleh sebab itu, saya kira ini juga akan melahirkan regulasi atas yang harus kita sikapi, bahwa dalam penanganan stunting itu kita harus melakukan intervensi serentak yang optimal,” kata Yeyen Minggu (8/6/2024)
Yeyen meminta kepada Tim Penggerak PKK Desa dan seluruh Kader KPM dan Posyandu untuk melaksanakan upaya penanganan stunting sesuai tugas dan fungsi masing-masing. Ia menekankan pentingnya gerakan masif dan kesepakatan bersama seluruh desa dalam upaya menurunkan angka stunting di Kecamatan Candipuro
“Agar target kami di tahun 2024 meski banyak desa yang kategori stunting, dan walau belum masuk zero new stunting, akan kami ciptakan zero stunting atau zero new stunting,” ucapnya
Karena menurut Yeyen, dari 14 desa yang ada di kecamatan Candipuro, sudah ada 4 desa yang nol stunting, yakni Titi Wangi, Sinar Palembang, Rantau Miyak dan desa Batuliman Indah
Kemudian Yeyen menyebutkan, titik masuk penyelesaian permasalahan stunting salah satunya yakni melalui pendekatan, yaitu melalui 5 layanan swasembada gizi dan Layanan keluarga beresiko
“Kami di Tim Penggerak PKK Kecamatan juga melakukan 2 pendekatan yaitu pendekatan 5 layanan swasembada gizi dan pendekatan ke keluarga beresiko Stunting,” ujar Yeyen
Maka dari itu, ia mengimbau masyarakat yang memiliki balita stunting untuk senantiasa rajin mengecek anaknya ke Posyandu.
“Dengan demikian setidaknya ada upaya– upaya optimal sudah kita lakukan, dan mudah-mudahan ketika mereka tidak (atau) terbebas dari stunting, kan setidaknya kita memiliki anak yang berpotensi untuk menjadi anak yang maju,” ujarnya.
Yeyen berharap melalui gerakan ini diharapkan 100% sasaran ibu hamil, balita dan calon pengantin mendapatkan pelayanan kesehatan yang diperlukan berupa deteksi dini dan edukasi, serta intervensi bagi ibu hamil, balita dan catin bermasalah gizi dalam rangka mencegah munculnya kasus stunting baru sehingga Indonesia bebas stunting dapat segera terwujud.
“Saya meminta dukungan semua pihak, untuk menurunkan angka Stunting di wilayah kecamatan Candipuro ini,” tandasnya
(Red)