Lamsel, Sorotkamera.com–Hampir 78 tahun Indonesia merdeka, namun warga Desa Karang Pucung Kecamatan Way Sulan, Lampung Selatan, masih belum menikmati buah kemerdekaan itu.
Pasalnya, akses jalan di kampung mereka rusak parah dan tak kunjung diperbaiki. Kesal dengan situasi tersebut, warga menanam pisang sebagai bentuk protes.
Berdasarkan informasi yang di himpun Media Sorotkamera.com jalan tersebut merupakan penghubung antara Desa Karang Pucung dengan Talang Way Sulan yang rusak parah.
Selain menghambat aktivitas pendidikan, ekonomi dan kesehatan, kondisi jalan yang sudah seperti kubangan kerbau tersebut kerap membuat pengendara sepeda motor terjatuh.
Kepala Desa Karang Pucung Miftahul Munir mengatakan, panjang jalan kabupaten yang melintas desanya hingga
talang way sulan mencapai satu kilometer. Dengan sebagian besar jalan yang hancur seperti kubangan kerbau
Bahkan dia menggambarkan kondisi jalan yang belasan tahun rusak tersebut seperti sungai yang kering, bila musim hujan datang tampak seperti kubangan- kubangan
“Bukan rusak lagi, sudah sangat parah. Kalau digambarkan kondisinya seperti kubangan kerbau. Kondisi ini sudah puluhan tahun,” ujar dia saat dihubungi melalui pesan WhatsApp, Minggu (22/5/2024)
Menurut dia, jalan yang rusak membuat akses warga menjadi sulit, bahkan warga tidak berani untuk banyak memuat hasil bumi dalam sekali pengiriman. “Kalau dipaksakan yang ada kendaraan yang memuat hasil bumi tidak kuat melintas,” kata dia.
Dia mengaku sudah sering mengajukan agar jalan tersebut bisa segera dibangun. Namun hingga saat ini belum ada kejelasan kapan Pemerintah Kabupaten akan memperbaiki akses utama warga dari kedua desa.
“Kami berharap pemerintah daerah dapat peduli dengan kondisi jalan yang berada di pedesaan,” imbuhnya
Sementara Edy salah satu warga sekitar mengatakan, aksi menamam pisang di tengah jalan rusak terpaksa mereka lakukan demi mendapat perhatian pemerintah daerah setempat. Pasalnya sudah dilakukan berbagai upaya, namun selalu saja tak membuahkan hasil. Jalan desa dibiarkan rusak begitu saja.
Padahal kata dia, Infrastruktur memegang peranan penting sebagai salah satu roda penggerak pertumbuhan laju perekonomian, dan juga salah satu aspek penting dan vital untuk mempercepat proses pembangunan di suatu pedesaan agar lebih maju dan berkembang
“Karena tidak kunjung diperbaiki, mungkin ditanami pisang lebih cocok, sebab tanahnya terlihat basah,” kata Edy menyindir.
Menurutnya, kondisi jalan terlihat makin parah setelah masuk musim hujan, padahal itu satu-satunya akses jalan menuju desa tetangga
“Dari pada tidak mau diperbaiki, lebih baik kami tanam pisang lebih berguna,” ujarnya lagi.
Dirinya menyampaikan, jalan penghubung ini, apabila musim hujan datang maka terdapat banyak genangan air di dalam jalan yang berlubang
“Kalau musim kemarau banyak debu yang diakibatkan oleh kendaraan baik roda dua dan roda empat,” ujarnya
Edy berharap Pemerintah Daerah agar lebih bisa mengedepankan jalan yang ada di wilayah pedesaan, mengingat jalan merupakan sutu satunya akses alat transportasi guna mengangkut dan mengeluarkan hasil pertanian warga
“Jalan tersebut salah satu alat transportasi gerak cepat laju dan pertumbuhan ekonomi, dan itu tidak dapat dipisahkan dari ketersediaan infrastruktur seperti transportasi jalan yang memadai,” terang nya
(Red)