RedaksiĀ Sorot Kamera .Com.
Sorot Kamera .Com.
kabupaten Banyuasin Vropinsi Sumatra Selatan, Desa Lubuk Rengas yang di resmikan oleh Bupati H, Askolani SH MH, Hari dan tanggal yang lalu dulunya bernama desa mojopani kini sudah di perbarui dengan nama desa lubuk rengas konon menurut cerita embah nenek moyang pada jalan dahulu, ( 21/07/2023 )
Pada tahun 1758 setelah pecahnya kerajaan majapahit datanglah dua orang laki-laki dari tanah jawa ke palembang, namanya Janggot dan Ayat. Setelah tiba di Palembang, kebetulan di Palembang ada gajah yang sangat buas bernama Cik Bahar. Pada pukul 16.00 WIB semua orang tidak berani keluar rumah karena takut dengan gajah buas tersebut.
Ayat nama samaran, tidak mengetahui hal tersebut sehingga dia langsung keluar rumah. Tiba-tiba gajah tersebut menyungkur Ayat, tanpa pikir panjang ayat langsung menjinakkan gajah tersebut dengan kekuatan yang dimilikinya.
Lalu Ayat mematahkan gading sebelah kanan gajah tersebut. Gajah tersebut pingsan dan setelah sadar dia berkata kepada Ayat, āwahai kau Ayat dimana kuburan mu kelak akan ku bongkar!ā Sejak peristiwa tersebut orang-orang tidak takut lagi keluar rumah.
Pemerintahan saat itu dipimpin oleh sunan sakti bernama Sunan Lemabang atau yang biasa dikenal dengan sebutan Hulubalang. Beberapa tahun kemudian Palembang diserang oleh belanda.
Ayat nama samaran, pun berjuang ikut dalam perang itu, tetapi setelah mengalami kekalahan. Kemudian ayat kembali ke Sungai Musi. Ayat pun menelusuri sungai Musi tersebut sampai kemuara yang menghadap ke arah terbitnya matahari. Ditengah perjalan, Ayat melihat buah Majo (bahasa setempat yang artinya buah Maja) yang terapung-apung di pohon.
Konon katanya buah tersebut sangat pahit dan beracun Buah Rengas, tetapi Ayat tidak peduli dan dia langsung mengupas buah tersebut lalu direbusnya dan dimakannya. Ternyata buah tersebut tidak pahit melainkan sangat manis.
Kemudian dia memberi nama sungai tersebut dengan nama Sungai Majo Manis. Dia melanjutkan perjalanannya menyelusuri sungai Musie tersebut mulai dari Tanjung Raman kemudian ke sungai Jambu. Sungai bercabang dua, Sungai Cambii sebelah kiri dan sungai Rumah Petai di sebelah kanan. Setelah itu Ayat berlabuh dan membuat desa di tanah tersebut jadi desa mojopani,
Kedatangan Ayat diketahui oleh Kubulibar Telapak yang merupakan salah satu pemimpin di wilayah tersebut. Kemudian terjadi perebutan wilayah diantara kedua belah pihak. Tetapi pada akhirnya Ayat menang atas peperangan tersebut. Karena kalah, kemudian Kubulibar Telapak membagi daerah tersebut menjadi dua daerah kekuatan yang terdiri dari daerah kekuatan Ayat dan daerah kekuatan Kubulibar Setelah beberapa tahun kemudian, Ayat meninggal dunia. Pada tahun 1914 Gajah Cik Bahar pun datang membalas dendamnya kepada Ayat dengan cara membongkar kuburan Ayat. Kemudian,
gajah tersebut ditembak oleh Bapak Sima Bakri dan gajah itu pun mati. Pada tahun 1935 Nuhasan dan Anang pong Berubah penyerahan nama Majopani diubah menjadi Desa Lubuk Rengas.
Sebelum bernama Desa Lubuk rengas tersebut, Desa Lubuk rengas bernama Mojopani, merupakan permintaan dari masyarakat Desa kepada Kepala Desa agar generasi muda yang ada di Desa Lubuk rengas bisa paham akan asal muasal Desa yang mereka di tempati sekarang ini,
Bupati Banyuasin secara resmi menandatangani resminya nama sebuah desa yaitu desa Lubuk rengas
āPermintaan dari tokoh masyarakat, memang berharap supaya sejarah di lestarikan agar generasi penerus tahu asal muasal Desa Lubuk rengas.ā ungkap M. Ali Ipan sp, ketika dibincangi awak media.
untuk Ke depan, Lanjutnya. masyarakat lubuk rengas diharapkan agar selalu kompak dan bersatu membangun Desa Lubuk rengas Sesuai dengan wasiat Leluhur yang telah mendirikan Desa Lubuk rengas, kita harus selalu kompak dan rukun damai, sesama anak cucu untuk penerus generasi penerus, ungkap Ali Ivan sp.
Bupati Banyuasin. H. Askolani, SH. Berpesan kepada seluruh masyarakat Desa Lubuk rengas untuk menjaga Desa Lubuk rengas sebaik mungkin agar sejarah yang indah tidak ternoda Desa Lubuk rengas ini merupakan Desa tertua, dengan didirikan dari semangat para pejuang, leluhur kita, jangan pernah lupakan sejarah tetap jaga kekompakan, kerukunan dan kedamaian diantara kalian,
sebab leluhur Desa mendirikan Desa ini penuh perjuangan yang tidak mudah, tandasnya bupati Banyuasin H, Askolani SH MH
Editor : alamsyah